Tulang demi Tulang: Echo
Kekerasan ada di mana-mana di dunia kita; pada berita utama surat kabar, dalam film, buku komik, dan videogame, itu telah menjadi bagian mana-mana dari kehidupan kita sehari-hari baik disadari atau tidak. Tulang Setelah Tulang: Echo menghadapi representasi yang berlebihan, dan desensitisasi selanjutnya, kekerasan dan kengerian dalam budaya populer. Sejak 2007, Riyadi telah tertarik pada penggambaran kekerasan baik dalam budaya populer, dan dalam kehidupan sosial-politik Indonesia. Dia adalah bagian dari generasi seniman yang tumbuh dewasa di era perubahan di Indonesia, yang menyaksikan jatuhnya rezim Soeharto, transisi menuju demokrasi, dan meningkatnya arus budaya populer Jepang dan Barat dalam hiburan lokal.
Di Tulang Setelah Tulang: Echo, Riyadi menyandingkan bentuk dan konten untuk menyoroti keberadaan citra kekerasan yang mengganggu di media massa. Karya-karyanya menampilkan lukisan-lukisan tengkorak masih hidup hias disusun dalam pola berulang seperti cetakan wallpaper tradisional, tulang manusia berbentuk seperti tanaman rumah dan dicat patung tulang manusia yang disajikan di piring makan halus. Pameran ini akan dipamerkan di Yavuz Fine Art Gallery hingga 12 Juli 2014.
Cari tahu lebih lanjut tentang Wedhar Riyadi dan Yavuz Fine Art
Seni Rupa Yavuz
51 Waterloo St # 03-01
Singapura 187969
6338 7900